Pushidrosal Temukan Bangkai Kapal yang Tenggelam 13 Tahun di Selat Bangka

Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Agung Prasetiawan saat memberikan keterangan pers perihal penemuan bangkai kapal di Selat Bangka, di Dermaga JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok
Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Agung Prasetiawan saat memberikan keterangan pers perihal penemuan bangkai kapal di Selat Bangka, di Dermaga JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok/dok: Dispenal

Jakarta, majalahpandu.com – Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) menemukan bangkai kapal di Selat Bangka pada kedalaman 7,5 meter yang terpendam sejak 2003 silam yang dinilai dapat membahayakan keselamatan navigasi dan pelayaran.

Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Agung Prasetiawan mengatakan, penemuan bangkai kapal tersebut bermula adanya laporan kapal mengenai kedangkalan atau touching ground di perairan Selat Bangka.

Ia mengatakan, setidaknya laporan adanya kedangkalan tersebut terjadi dua kali pada November 2020 dan Februari 2021.

Pada November 2020  laporan datang dari Kapal MV Hyundai Anterp yang berbendera Marshall Island sementara pada Februari 2021, dari MV Posidana yang berbendera Norwegia.

Menanggapi laporan tersebut, Pushidrosal TNI AL, mengirimkan Tim Survei Tanggap Segera, dan KRI Pollux-935 untuk survei investigasi ke lokasi di Selat Bangka. 

“Dari kegiatan survei investigasi, ditemukan ada kerangka kapal pada kedalaman 7,5 meter di lokasi tersebut,” ucap Agung, di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara Rabu (15/9/2021).

Adapun, bangkai kapal yang ditemukan tersebut memiliki panjang 132 meter dan lebar 15 meter.

Hampir seluruh badan kapal telah ditumbuhi terumbu karang yang menjadi rumah berbagai jenis ikan dan biota laut.

“Temuan ini berada di sekitar recommended track alur pelayaran Selat Bangka sehingga berpotensi membahayakan perlintasan pelayaran pada alur tersebut,” kata Agung.

Sementara dengan peralatan Sidescan Sonar dan juga konfirmasi visual lewat Remotely Operated Vehicle (ROV), kapal itu adalah MV Pagaruyung yang tenggelam pada September 2003 silam.

Dengan temuan tersebut, Pushidrosal akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Pasalnya, temuan kerangka kapal yang berada tepat pada alur pelayaran di perairan Selat Bangka.

“Nanti Kementerian Perhubungan yang akan menindaklanjuti soal posisi kapal ini yang sudah ada banyak terumbu karang,” ungkap Agung. (Aini Tartinia)